Seorang Ibu Rumah Tangga Ditipu “Anggota Polri” Lewat FB
iBerita.com
– Facebook adalah media komunikasi yang saat ini populer digunakan oleh
ratusan juga penduduk dunia. Di Indonesia, pengguna FB sangat banyak
jumlahnya. Dengan FB, para pengguna bisa berteman tanpa harus berjumpa,
bertransaksi jual beli atau melakukan komunikasi lainnya atas dasar
saling percaya.
Namun, Anda harus hati-hati saat menggunakan FB. Karena jejaring sosial
ini juga sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
untuk melakukan aneka kejahatan. Kejahatan itu dapat berupa berita
bohong hingga pidana yang berupa penipuan atau rencana pemerkosaan dan
sejenisnya.
Baru-baru ini seorang ibu rumah tangga dari Kabupaten Meranti Riau
berhasil ditipu oleh orang yang mengaku sebagai “anggota polri” sehingga
mau mentransfer uang 34 juta rupiah. Ibu yang bernama Rahmah Yulis (32)
warga Kecamatan Tinggi Tinggi, Kabupaten Meranti, Riau mengaku bahwa ia
telah mentransfer uang kepada seseorang kenalannya di FB yang bernama
Briptu Kelvin Saputra yang mengaku sebagai anggota polri
Dalam penjelasannya ke polisi, korban mengaku pria kenalannya lewat FB
itu menghubungi dirinya pada bulan Februari. Sang pria yang menggunakam
seragam Polri Polda Jawa barat dalam foto profil FB-nya tampak
meyakinkan Yulis. Akhirnya Yulis mau mentransfer uang sebanyak 7 kali
bulan Maret sampai April dengan total 34 juta rupiah. Demikian terang
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Z Pandra Arsyad, Minggu (13/4/2014).
Yulis mengaku bahwa dirinya seperti dihipnotis dan baru menyadari usai
mendapat telepon dari suaminya yang bekerja di Malaysia. Ia bahkan tidak
menyadari apa yang telah ia bicarakan dengan orang yang mengaku
“anggota Polri” tersebut. Ia hanya tahu bahwa dia merasa sangat kasihan
sehingga dia segera mentransfer. Ia baru sadar uangnya melayang dan
akhirnya dia melaporkan ke polisi sebagai korban penipuan.
Saat ini polisi masih mengusut kasus ini. Bagi Anda pengguna FB, sebaiknya hati-hati dengan modus penipuan seperti ini.
Hati-Hati, Jangan Unggah Scan KTP di FB
Posted on Apr 30 2014 - 10:11am by cakdie
iBerita.com
– Kejahatan di dunia maya kini semakin marak. Modus operandi yang
dilakukan para pelaku kejahatan pun mulai bervariasi. Satu modus
terungkap segera muncul modus yang baru. Ruang eksplorasi dunia maya
yang terlalu luas harus membuat para pengguna internet berhati-hati,
terutama para pengguna jejaring sosial.
Salah satu hal yang seharusnya jangan dilakukan saat melakukan aktivitas
online di Facebook adalah mengunggah scan atau fotocopy identitas diri
seperti KTP, SIM atau yang lainnya. Hal itu akan sangat rawan di mana
identitas kita disalahgunakan untuk tindakan kriminal. Salah satu
kejahatan yang mudah dilakukan dengan modus scan KTP atau identitas tadi
adalah praktek-praktek penipuan. Celakanya, pelakunya justru mungkin
selamat kita yang kena batunya.
Di era teknologi digital yang serba canggih ini, kriminalitas semakin
berkembang. Penipuan adalah bentuk tindakan kriminal yang paling
populer. Bagaimana tidak, orang yang tidak mengalami pengalaman yang
memadai dapat dengan mudah diperdaya dengan berbagai janji-janji manis
dari pemilik akun yang sejatinya tidak pernah diketahui identitas
aslinya. Dengan mudahnya orang yang tidak punya pengalaman seperti ini
percaya waktu ditunjukkan scan KTP atau identitas sah lainnya.
Dalam kepentingan yang lebih besar, KTP akan memudahkan penjahat
menggunakan NIK yang tertera untuk melakukan verifikasi pada situs-situs
online profesional sehingga mereka dengan leluasa dapat menjalankan
aksi kejahatannya. Jika ini berhasil dilakukan oleh penjahat, situs
onlinenya akan mengalami masalah dan sudah pasti kita akan menjadi
orang yang dipaksa terlibat dalam kasus yang rumit ini.
Maka dari itu, sebaiknya hindari hal-hal semacam ini agar kita tidak terjebak dalam tindakan kriminalitas yang berbahaya.
Penipuan Lewat FB Masih Terjadi, Kali Ini dengan Hipnotis
Posted on Apr 14 2014 - 2:50pm by Ary
iBerita.com – Situs buatan Mark Zuckerberg, Facebook memang masih
menjadi social network terpopuler sampai saat ini. Ada banyak hal yang
bisa dilakukan orang melalui FB. Mulai dari menemukan teman-teman lama
yang tak terhubung, menjalin rekanan dengan partner. atau bahkan
melakukan bisnis dengan cara jual beli.
Tetapi ada saja oknum tak bertanggung jawab yang menggunakan FB sebagai
media kejahatan. Beberapa waktu lalu seringkali kita dengar kasus
menghilangnya anak-anak usia remaja yang menemui teman Facebook tanpa
izin kepada orang tuanya. Selain itu, modus penipuan juga semakin
beragam membuat setiap pengguna wajib waspada.
Selain modus jualan dengan harga super murah yang mengatasnamakan produk
BM (Black Market), penipuan di Facebook bahkan berkembang ke ranah
hipnotis.
Seperti dilaporkan BeritaBulukumba, (14/4), Seorang warga Meranti
Kabupaten Riau bernama Rahmah Yulis merasa dihipnotis hingga mengucurkan
dana sebesar 34 juta rupiah kepada teman FB nya.
Melalui Facbeook, Rahmah dan oknum yang mengaku sebagai anggota Polri
bernama Briptu Kelvin Saputra berkomunikasi sejak Februari 2014 lalu.
Korban beberapa kali melakukan transfer uang kepada sang penipu, dan
baru menyadarinya setelah transfer sebanyak 7 kali.
Kasus penipuan FB ini memang cukup jarang terjadi, karena biasanya
penipuan semacam ini tak menggunakan unsur hipnotis. Tetapi hanya
gombal-gombal manis yang membuat calon korban terjerat.
Aduan korban tentang kasus penipuan dengan hipnotis ini masih menjadi
penyelidikan p0lisi. Pasalnya, pihak berwenang juga merasa aneh karena
korban baru menyadari setelah transfer sebanyak 7 kali.
Via : Beritabulukumba
Kamis, 17 April 2014 | 16:21 WIB
Kasus Pornografi Anak Online, Ini Modus Tersangka
TEMPO.CO,
Jakarta - Tjandra Adi Gunawan, Manajer Quality Assurance PT KSM,
mengaku sebagai dokter reproduksi di media sosial Facebook untuk
menjerat anak-anak di bawah umur. Tercatat, enam anak menjadi korban
kejahatan yang dilakukan oleh alumni sekolah kedokteran gigi sebuah
universitas negeri di Jawa Timur itu.
Untuk menjerat korban, Tjandra memakai nama akun dokter palsu di
Facebook dengan nama perempuan Lia Halim. "Yang tampak di Facebook,
wanitanya cantik," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan
Reserse Kriminal Mabes Polri Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto di
Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu, 16 April 2014.
Sebelum menjerat korban, kata Arief, Tjandra mempelajari profil enam
anak-anak tersebut. "Dia lalu invite korban sebagai teman di Facebook
dan mengajak korban chat melalui messenger," ujarnya. Setelah itu, Arief
menambahkan, Tjandra meminta para korban memfoto alat kelamin dan
payudaranya dengan berbagai pose. "Lebih parah lagi, anak-anak ini
diminta melakukan masturbasi dan onani," tuturnya.
Tjandra lalu mengirim foto-foto ke akun Facebook orang tua dan guru para
korban. Tak hanya Facebook, Tjandra juga menyebarnya di Kaskus. "Dia
lalu menggunakan identitas korban untuk mencari korban lainnya," ujar
Arief.
Sedangkan tujuan Tjandra mengirim foto ke orang tua korban, menurut
Arief, adalah sebagai bentuk pemerasan dan adu domba. "Orang tua dengan
orang tua dan orang tua dengan guru. Lalu, orang tua menuduh gurunya
yang menyebar foto-foto tersebut," katanya.
Kepolisian juga menduga Tjandra berafiliasi dengan jaringan pedofilia
internasional. Sebab, di laptop tersangka ditemukan percakapan dengan
sejumlah warga negara asing. "Tersangka menerima tawaran untuk saling
tukar dan jual-beli gambar pornografi anak," ujarnya.
Adapun para korban terdiri atas empat siswi pelajar sekolah dasar dan
masing-masing satu siswi dan siswa sekolah menengah. "Dampaknya atas
kejadian ini, para korban merasa depresi, malu, dan tidak mau sekolah,"
tutur Arief.
SINGGIH SOARES
Rabu, 16 April 2014 | 20:00 WIB
Sebar 10 Ribu Pornografi Anak, Manajer Ditangkap
TEMPO.CO,
Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Khusus Ekonomi Badan Reserse
Kriminal Mabes Polri mengungkap kasus pornografi anak di Facebook dan
Kaskus. Kasus yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur itu, menimpa enam
anak di bawah umur.
Kepala Direktorat Tindak Pidana Khusus Ekonomi Bareskrim Polri Brigadir
Arief Sulistyanto mengatakan kasus ini terungkap setelah salah satu
orang tua korban melapor ke Polda Jawa Timur pada 29 November 2013.
Lantaran penyelidikan tak kunjung mendapat kesimpulan, mereka kembali
melapor pada 12 FebruarI 2014.
"Sampai 26 Februari 2014 belum juga ada perkembangan," kata Arief di
Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu 16 April
2014. Pada 5 Maret lalu, lanjut Arief, orang tua korban kembali
berdiskusi dengan kepolisian. "Dari informasi itu, kami bentuk tim untuk
mulai melakukan penyelidikan secara online."
Selang dua hari, Arief menjelaskan, Bareskrim Polri menurunkan tim cyber
crime ke Surabaya. Tim ini berkoordinasi dengan keluarga korban,
Kaskus, dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Menurut
Arief, tim kesulitan mencari tersangka lantaran dia menggunakan
identitas palsu.
"Pada minggu kedua, tim berhasil mengidentifikasi pelaku yang
kemungkinan bekerja di sebuah perusahaan karena identitas pelaku aktif
di perusahaan itu," ujar Arief. Pada 24 Maret lalu, Arief meneruskan,
tim menggerebek pelaku di PT KSM. Akhirnya, Tjandra Adi Gunawan, manajer
PT KSM, ditetapkan sebagai tersangka.
Dari tersangka, tim cyber crime menyita sejumlah barang bukti, yakni dua
unit laptop, tiga telepon genggam, satu modem, dan lima flashdisk.
"Kami meyakini pelaku inilah yang melakukan kejahatan ini. Kami membawa
pelaku ke Jakarta, 26 Maret," tutur Arief. Tersangka dituduh menyebar
10.236 foto pornografi anak ke Facebook dan Kaskus.
Tersangka, kata Arief, dijerat dengan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2008 tentang pornografi dan Pasal 27 ayat 1 juncto Pasal 52
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Arief menyatakan tersangka terancam hukuman 12 tahun dan denda sebanyak
Rp 6 miliar serta ditambah sepertiga dari maksimum ancaman pidana,
"Karena pelaku melibatkan anak-anak dalam kegiatan atau menjadikan anak
sebagai objek."
Adapun para korban terdiri atas empat siswi pelajar sekolah dasar serta
satu siswi dan satu siswa pelajar sekolah menengah. "Dampaknya atas
kejadian ini, para korban merasa depresi, malu dan tidak mau sekolah,"
ucap Arief.
SINGGIH SOARES
Dr Specialis Gigi bernama Kaella Kenny Trnyata Nama Aslinya Koesmilayanti Warga Cibubur Jakarta Timur
photo profil dg photo aslinya berbeda jayg
Jakarta ,22 Nop 2016, Kaella Kenny alias Koesmilayanti sengaja
untuk menjalin hubungan pertemanan di akun Facebook untuk dijadikan
pacar atau calon suami dimanfaatkan sebagai modus Penipuannya.
Dengan menunjukkan bahwa Kaella adalah
seorang Pengusaha yang banyak memiliki bidang usaha dan dengan latar
belakang pendidikan sebagai specialis dokter gigi lulusan Universitas di
Singapura padahal yang bersangkutan hanyalah berpendidikan SLTA dengan
memilii suami yang bernama Koeswandi adalah seorang pengangguran yang telah memiliki dua orang anak yang sudah beranjak dewasa.
Kaella Kenny alias Koesmilayanti
menggunakan profil photo di akun Facebooknya dengan Gambar Selebritis
yang Cantik sehingga lebih cepat untuk menarik lawan jenis untuk
dijadian teman.
Kaella Kenny alias Koesmilayanti
kelahiran 1 Agustus 1977 sampai dengan sekarang kira2 usianya sekitar
39 tahunan, umur yang tak begitu muda bagi seorang perempuan tapi dengan
photo profil wanita cantik dan pendidikan tinggi dengan banyaknya usaha
yang dimilikinya menjdikan banyak laki-laki yang tert arik padanya
Dengan begitu aktifnya Kaella Kenny alias Koesmilayanti menghubungi melalui Hp setiap orang yang telah menjadi teman di facebooknya
Melalui Hp untuk berkomunikas dengan
banyak calon korbannya cerita tentang kehidupannya yang seolah olah
berharap dengan yang dihubungi akan dijadikan suami tentu sangat menarik
untuk berusaha lebih dekat.
Ada seorang Laki-laki berinisial Wd yang
awalnya tidak tahu menjadi temen di akun Facebooknya mendapat telp yang
bersangkutan dengan minta pertimbangan soal masalah hubungan dengan
mantan pacar- pacarnya yang sering memanfaatkan dia untuk sekedar menipu
untuk mendapatkan uang yang begitu mudah Kaella Jenny berikan.
Perasaan kasihan dan iba pada awalnya
tentu dirasakan Laki-laki yang sering di hubungi lewat telp tentu
menimbulkan keinginan menjadikan salah satu harapan salah satu calon
istri idaman
Dari sini Kaella Kenny alias
Koesmilayanti mulai pasang Jerat bagi Laki-laki yang bersangkutan yang
tertarik dan menaruh harapan padanya.
Awalnya dengan menawarkan kerja sama
untuk membangun usaha bersama dibidang Kuliner atau yang lain tentu
sangat menarik karena tempat dan fasilitas peralatan sudah lengkap
tersedia dengan didukung para tenaga kerja yang terampol dan
profesional dengan memanfaatkan yang katanya anak yatim piatu diYayasan
yang dia kelola.yang terdapat dibelakang rumah tempat tinggalnya.
Awalnya tidak seara langsung meminta
uang untuk tranfer tapi dengan alasan uang yang dimiliki saat ini masih
belum bisa dicairkan meminta uang sekedarnya untuk melunasi persiapan
segera dibukanya tempat usaha yang akan dikelola bersama dengan Lelaki
yang akan menjadi suaminya.
Dengan pertimbangan tentu yang
bersangkutan jia ingin menunjukkan bahwa dia juga serius dalam menjalin
hubungan dengan yang bersangkutan tentu akan mentransfer uang yang
diminta dengan janji hanya sebentar uang yang dipakai akan segera
dikembalikan tidak perlu harus ikut membantu modal karena Kaella Kenny
alias Koesmilayanti tidak butuh uang calon suaminya karena uang yang
dimiliki lebih jika hanya untuk buka usaha seperti itu.
Akhirnya Rp. 12 juta ditrnsfer ternyata nama yang tertulis direkening bukanlah Kaella Kenny tapi an. Koesmilayanti
dengan alasan tertentu untuk bisa menyakinan agar tetap percaya
menggunakan alasan nama pemberian keluarga dari Ibunya di Indonesia
Waktu berlalu hubungan makin terjalin
akrap janji janji untuk hidup bersama membangun sebuah keluarga sainah
yang berbahagia sering diucapkan
Banyak tugas keluar kota bahkan keluar
negeri mulai dijadian alasan dengan sudah mulai jarang menghubungi dtak
sempat urusi kuliner yang sebelumnya telah diserahkan oleh orang -
orang epercayaannya;
Waktu yang dijanjikan telah lewat yang
sepertinya dilupakan mulailah ada rasa curiga atas kebenaran yang
semuanya telah disampaikan untuk mebangun usaha bersama yang dijanjikan.
Mau melihat usaha yang telah berjalan
sepertinya terus dihalangi dengan alasan sedang pendidikan khusus
tentang medis penggunan alat terbaru yang lokasinya tidak dijakarta tapi
di Bandung sehingga dengan aktifitas itu mondar mandir jakarta bandung
setiap harinya.
Menghubungi lewat Hp mulai jarang
dilakukan dan ditelp balik sering tidak aktif, tetapi online di facebook
terus berjalan dan mulailah ada pertengkaran kecil diantaranya
Ketika ketidakpercayaan mulai meningat
alamat yang diberikan mulai disangsikan kebenarannya , yang bersangkutan
mulai kembali membuka Facebook untuk mencari temen deket Kaella Kenny
yang lain agar dapat menanyakan lebih banayak tentang Kaella Kenny
alias Koesmilayanti dan kebetulan mantan pacar yang pernah hubungan
dekat dengan yang bersangkutan dengan panjang lebar membicarakan soal Kaella Kenny alias Koesmilayanti
Sedikit terkuak bahwa yang bersangkutan
telah memiliki suami dan memiliki 2 anak tinggal bukan i tempat elit
seperti yang disampaikan di villa Eropa di Kota Wisata Cibubur tapi
didaerah kumuh di Cibubur 1 RT 02 RW 012 Kelurahan Cibubur Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur masuk ke gang sempit untuk menunju runahnya.
Rasa Penasaran untuk membuktikan ke
Jakarta semakin kuat telpon sudah jarang dilakukan setiap telpon
diangkat alasan sibuk dan akan segera kembalikan uangnya itu terus yang
dikatakan tapi tak pernah direalisasi
Setelah sampai di Jaarta telpon sudah
putus tak pernh diaktifkan tapi dengan usaha keras mencari alamat yang
diberikan mantan pacarnya yang berinisial Wd ketemulah alamat rumahnya
di Cibubur 1 Rt 02 Rw 12 Kelurahan Cibubur Kecamatan Cibuacas Jakarta Timur
Ketemu dengan Koesmilayanti alias Kaela Kenny persis
didepan rumah yang diantarkan tetangganya yang saat itu juga sedang mau
lewat gang itu dan ternyata lain dengan phtoto yang ada di Facebook
fan Koesmilayanti buanlah orang keturunan Pakistan seperti yang
disampaikan tapi orang pribumi jawa keturunan Madura kerjanya cuma
sebagai tukang gigi keliling kampung bukan dokter specialis gigi dengan
lulusan dari UGM dan Universitas ternama di Singapura.
Bertemu seakan tidak merasa ada
persoalan uang tapi masih kukuh untuk mengembalikan uang tanpa bisa
menunjukkan uang yang akan dikembalikan.
Dengan cara agar tetap baik dan
menimbulkan kecurigaan dengan tetangga sebelah ,akhirnya hanya KTP yang
bisa dijadikan sebagai jaminan agar beberapa hari nanti uang akan
segera di tranfer untuk pengembaliannya.
Dan hari yang dijanjian ternyata tidak
juga ditranfer uangnya tapi dengan alasan KTP terus diminta untuk
dkembalikan dulu baru uang yang dijanjikan segera dikirim untuk
dikembalikan .
Sampai searang ternyata setelah KTP yang
versangkutan dikirim ternyata uang yang dijanjikan tidak dikembalikan
alias yang bersangkutan ketipu yang kedua kalinya.
Itulah Modus penipuan yang dilakukan Kaella Kenny alias Koesmilayanti di facebook untuk menjerat korbannya
Dan laki-laki yang menjadi korban penipuan yang dilakukan Koesmilayanti alias Kaella Kenny akan melaporkan ke pihak berwajib setelah yang bersangkutan sampai di Jakarta
Photo Profilnya di Facebook Menggunakan
Photo Wanita Cantik
Photo Asli Kaella Kenny dg Nama Asli Koesmilayanti
warga cibubu RT02 RW 012 Ciracas Jakarta Tmiur
Praktik Dokter Gigi ”Abal-abal” di Pekanbaru Terungkap karena Pelaku Mengaku Alumni USU, Anggota PDGI dan Sering Promosi di Facebook
 |
Roby pelaku dikter gigi palsu tak berkutik saat digerebek polisi di tempat praktiknya, Rabu sore. (foto: goriau.com)
|
Rabu, 21 September 2016 23:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Terungkapnya praktik
dokter gigi spesialis ortodontis (kawat gigi)ilegal yang sudah berjalan
kurun waktu dua tahun di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/9/2016) sore,
bermula ketika pelaku RS alias Roby (23) membuat postingan di media
sosial
Facebook.
"Awalnya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pusat mendapat informasi di
Facebook
tentang praktik MR Behel Shop di Pekanbaru yang mengaku anggota PDGI,
kita langsung cek ke sini (TKP)," kata Ketua PDGI Pekanbaru drg Chairul
Sahri di TKP, Rabu sore.
"Ternyata palsu dan tidak pernah terdaftar sebagai anggota kita
(PDGI), dia (Roby) juga mengaku alumni Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU), setelah ditelusuri, tidak pernah terdaftar jadi mahasiswa
di sana," sambungnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto SH
SIK menuturkan, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut
terkait praktik dokter gigi palsu ini.
"Saat kita gerebek tadi, Dia (Roby) sedang membersihkan karang gigi
pasiennya. Sementara ini, kita sudah amankan sejumlah barang bukti untuk
kepentingan penyidikan," tuturnya.
Pantauan di TKP, proses penggerebekan turut menjadi perhatian
masyarakat sekitar TKP serta pengendara yang melintas di Jalan Surabaya,
Kecamatan Bukitraya, hingga menyebabkan kemacetan.
Saat ini, kios yang menjadi tempat praktik pelaku sudah di
police line. Papan baliho serta spanduk yang terpasang diluar kos juga diamankan polisi. ***
Editor:
Farid Mansyur
Sumber:
GoRiau.com
- See
more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/09/21/praktik-dokter-gigi-abalabal-di-pekanbaru-terungkap-karena-pelaku-mengaku-alumni-usu-anggota-pdgi/#sthash.WSEQOcwR.dpuf
Praktik Dokter Gigi ”Abal-abal” di Pekanbaru Terungkap karena Pelaku Mengaku Alumni USU, Anggota PDGI dan Sering Promosi di Facebook
 |
Roby pelaku dikter gigi palsu tak berkutik saat digerebek polisi di tempat praktiknya, Rabu sore. (foto: goriau.com)
|
Rabu, 21 September 2016 23:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Terungkapnya praktik
dokter gigi spesialis ortodontis (kawat gigi)ilegal yang sudah berjalan
kurun waktu dua tahun di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/9/2016) sore,
bermula ketika pelaku RS alias Roby (23) membuat postingan di media
sosial
Facebook.
"Awalnya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pusat mendapat informasi di
Facebook
tentang praktik MR Behel Shop di Pekanbaru yang mengaku anggota PDGI,
kita langsung cek ke sini (TKP)," kata Ketua PDGI Pekanbaru drg Chairul
Sahri di TKP, Rabu sore.
"Ternyata palsu dan tidak pernah terdaftar sebagai anggota kita
(PDGI), dia (Roby) juga mengaku alumni Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU), setelah ditelusuri, tidak pernah terdaftar jadi mahasiswa
di sana," sambungnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto SH
SIK menuturkan, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut
terkait praktik dokter gigi palsu ini.
"Saat kita gerebek tadi, Dia (Roby) sedang membersihkan karang gigi
pasiennya. Sementara ini, kita sudah amankan sejumlah barang bukti untuk
kepentingan penyidikan," tuturnya.
Pantauan di TKP, proses penggerebekan turut menjadi perhatian
masyarakat sekitar TKP serta pengendara yang melintas di Jalan Surabaya,
Kecamatan Bukitraya, hingga menyebabkan kemacetan.
Saat ini, kios yang menjadi tempat praktik pelaku sudah di
police line. Papan baliho serta spanduk yang terpasang diluar kos juga diamankan polisi. ***
Editor:
Farid Mansyur
Sumber:
GoRiau.com
- See
more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/09/21/praktik-dokter-gigi-abalabal-di-pekanbaru-terungkap-karena-pelaku-mengaku-alumni-usu-anggota-pdgi/#sthash.WSEQOcwR.dpuf
Praktik Dokter Gigi ”Abal-abal” di Pekanbaru Terungkap karena Pelaku Mengaku Alumni USU, Anggota PDGI dan Sering Promosi di Facebook
 |
Roby pelaku dikter gigi palsu tak berkutik saat digerebek polisi di tempat praktiknya, Rabu sore. (foto: goriau.com)
|
Rabu, 21 September 2016 23:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Terungkapnya praktik
dokter gigi spesialis ortodontis (kawat gigi)ilegal yang sudah berjalan
kurun waktu dua tahun di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/9/2016) sore,
bermula ketika pelaku RS alias Roby (23) membuat postingan di media
sosial
Facebook.
"Awalnya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pusat mendapat informasi di
Facebook
tentang praktik MR Behel Shop di Pekanbaru yang mengaku anggota PDGI,
kita langsung cek ke sini (TKP)," kata Ketua PDGI Pekanbaru drg Chairul
Sahri di TKP, Rabu sore.
"Ternyata palsu dan tidak pernah terdaftar sebagai anggota kita
(PDGI), dia (Roby) juga mengaku alumni Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU), setelah ditelusuri, tidak pernah terdaftar jadi mahasiswa
di sana," sambungnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto SH
SIK menuturkan, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut
terkait praktik dokter gigi palsu ini.
"Saat kita gerebek tadi, Dia (Roby) sedang membersihkan karang gigi
pasiennya. Sementara ini, kita sudah amankan sejumlah barang bukti untuk
kepentingan penyidikan," tuturnya.
Pantauan di TKP, proses penggerebekan turut menjadi perhatian
masyarakat sekitar TKP serta pengendara yang melintas di Jalan Surabaya,
Kecamatan Bukitraya, hingga menyebabkan kemacetan.
Saat ini, kios yang menjadi tempat praktik pelaku sudah di
police line. Papan baliho serta spanduk yang terpasang diluar kos juga diamankan polisi. ***
Editor:
Farid Mansyur
Sumber:
GoRiau.com
- See
more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/09/21/praktik-dokter-gigi-abalabal-di-pekanbaru-terungkap-karena-pelaku-mengaku-alumni-usu-anggota-pdgi/#sthash.WSEQOcwR.dpuf
Praktik Dokter Gigi ”Abal-abal” di Pekanbaru Terungkap karena Pelaku Mengaku Alumni USU, Anggota PDGI dan Sering Promosi di Facebook
 |
Roby pelaku dikter gigi palsu tak berkutik saat digerebek polisi di tempat praktiknya, Rabu sore. (foto: goriau.com)
|
Rabu, 21 September 2016 23:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Terungkapnya praktik
dokter gigi spesialis ortodontis (kawat gigi)ilegal yang sudah berjalan
kurun waktu dua tahun di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/9/2016) sore,
bermula ketika pelaku RS alias Roby (23) membuat postingan di media
sosial
Facebook.
"Awalnya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pusat mendapat informasi di
Facebook
tentang praktik MR Behel Shop di Pekanbaru yang mengaku anggota PDGI,
kita langsung cek ke sini (TKP)," kata Ketua PDGI Pekanbaru drg Chairul
Sahri di TKP, Rabu sore.
"Ternyata palsu dan tidak pernah terdaftar sebagai anggota kita
(PDGI), dia (Roby) juga mengaku alumni Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU), setelah ditelusuri, tidak pernah terdaftar jadi mahasiswa
di sana," sambungnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto SH
SIK menuturkan, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut
terkait praktik dokter gigi palsu ini.
"Saat kita gerebek tadi, Dia (Roby) sedang membersihkan karang gigi
pasiennya. Sementara ini, kita sudah amankan sejumlah barang bukti untuk
kepentingan penyidikan," tuturnya.
Pantauan di TKP, proses penggerebekan turut menjadi perhatian
masyarakat sekitar TKP serta pengendara yang melintas di Jalan Surabaya,
Kecamatan Bukitraya, hingga menyebabkan kemacetan.
Saat ini, kios yang menjadi tempat praktik pelaku sudah di
police line. Papan baliho serta spanduk yang terpasang diluar kos juga diamankan polisi. ***
Editor:
Farid Mansyur
Sumber:
GoRiau.com
- See more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/09/21/praktik-dokter-gigi-abalabal-di-pekanbaru-terungkap-karena-pelaku-mengaku-alumni-usu-anggota-pdgi/#sthash.WSEQOcwR.dpuf
Praktik Dokter Gigi ”Abal-abal” di Pekanbaru Terungkap karena Pelaku Mengaku Alumni USU, Anggota PDGI dan Sering Promosi di Facebook
 |
Roby pelaku dikter gigi palsu tak berkutik saat digerebek polisi di tempat praktiknya, Rabu sore. (foto: goriau.com)
|
Rabu, 21 September 2016 23:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Terungkapnya praktik
dokter gigi spesialis ortodontis (kawat gigi)ilegal yang sudah berjalan
kurun waktu dua tahun di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/9/2016) sore,
bermula ketika pelaku RS alias Roby (23) membuat postingan di media
sosial
Facebook.
"Awalnya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pusat mendapat informasi di
Facebook
tentang praktik MR Behel Shop di Pekanbaru yang mengaku anggota PDGI,
kita langsung cek ke sini (TKP)," kata Ketua PDGI Pekanbaru drg Chairul
Sahri di TKP, Rabu sore.
"Ternyata palsu dan tidak pernah terdaftar sebagai anggota kita
(PDGI), dia (Roby) juga mengaku alumni Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU), setelah ditelusuri, tidak pernah terdaftar jadi mahasiswa
di sana," sambungnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto SH
SIK menuturkan, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut
terkait praktik dokter gigi palsu ini.
"Saat kita gerebek tadi, Dia (Roby) sedang membersihkan karang gigi
pasiennya. Sementara ini, kita sudah amankan sejumlah barang bukti untuk
kepentingan penyidikan," tuturnya.
Pantauan di TKP, proses penggerebekan turut menjadi perhatian
masyarakat sekitar TKP serta pengendara yang melintas di Jalan Surabaya,
Kecamatan Bukitraya, hingga menyebabkan kemacetan.
Saat ini, kios yang menjadi tempat praktik pelaku sudah di
police line. Papan baliho serta spanduk yang terpasang diluar kos juga diamankan polisi. ***
Editor:
Farid Mansyur
Sumber:
GoRiau.com
- See more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/09/21/praktik-dokter-gigi-abalabal-di-pekanbaru-terungkap-karena-pelaku-mengaku-alumni-usu-anggota-pdgi/#sthash.WSEQOcwR.dpuf
Praktik Dokter Gigi ”Abal-abal” di Pekanbaru Terungkap karena Pelaku Mengaku Alumni USU, Anggota PDGI dan Sering Promosi di Facebook
 |
Roby pelaku dikter gigi palsu tak berkutik saat digerebek polisi di tempat praktiknya, Rabu sore. (foto: goriau.com)
|
Rabu, 21 September 2016 23:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Terungkapnya praktik
dokter gigi spesialis ortodontis (kawat gigi)ilegal yang sudah berjalan
kurun waktu dua tahun di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/9/2016) sore,
bermula ketika pelaku RS alias Roby (23) membuat postingan di media
sosial
Facebook.
"Awalnya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pusat mendapat informasi di
Facebook
tentang praktik MR Behel Shop di Pekanbaru yang mengaku anggota PDGI,
kita langsung cek ke sini (TKP)," kata Ketua PDGI Pekanbaru drg Chairul
Sahri di TKP, Rabu sore.
"Ternyata palsu dan tidak pernah terdaftar sebagai anggota kita
(PDGI), dia (Roby) juga mengaku alumni Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU), setelah ditelusuri, tidak pernah terdaftar jadi mahasiswa
di sana," sambungnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto SH
SIK menuturkan, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut
terkait praktik dokter gigi palsu ini.
"Saat kita gerebek tadi, Dia (Roby) sedang membersihkan karang gigi
pasiennya. Sementara ini, kita sudah amankan sejumlah barang bukti untuk
kepentingan penyidikan," tuturnya.
Pantauan di TKP, proses penggerebekan turut menjadi perhatian
masyarakat sekitar TKP serta pengendara yang melintas di Jalan Surabaya,
Kecamatan Bukitraya, hingga menyebabkan kemacetan.
Saat ini, kios yang menjadi tempat praktik pelaku sudah di
police line. Papan baliho serta spanduk yang terpasang diluar kos juga diamankan polisi. ***
Editor:
Farid Mansyur
Sumber:
GoRiau.com
- See more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/09/21/praktik-dokter-gigi-abalabal-di-pekanbaru-terungkap-karena-pelaku-mengaku-alumni-usu-anggota-pdgi/#sthash.WSEQOcwR.dpuf